Organisasi & Manajemen
Organisasi adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang memiliki paling sedikit satu tujuan umum yang sama dan menyediakan
ruang bagi mereka untuk mengaktualisasikan potensinya guna mewujudkan tujuan
umum yang sama itu. Agar tujuan-tujuan itu bisa dicapai bersama seperti yang
dikehendaki maka organisasi membutuhkan manajemen.
Manajemen adalah proses untuk mengelola
sumber-sumber organisasi. Ada dua pemegang kepentingan yang bisa mempengaruhi
organisasi, baik secara langsung maupun tidak secara langsung, yaitu kekuatan
Sistem Internal dan Lingkungan Eksternal
Karena
organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih maka pengelolaan organisasi tidak akan lepas dari
pembahasan kekuasaan. Namun, dalam hal ini, pemikiran Mary Parker Follet[1], nabi
manajemen (1868-1933), mengenai circular behaviour atau perilaku yang saling
mempengaruhi diantara anggota organisasi, perlu diperhatikan. Prinsip
kekuasaan[2] menurut Mary Parker Follet adalah tidak berada di atas tetapi
bersama, sehingga distribution of power[3] getting things done through other
people, sangat mudah dimengerti sebagai
sebuah penjelasan apa itu manajemen dibanding pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh
manajemen dan perilaku organisasi yang lain. itu menjadi sangat penting untuk
manggerakkan organisasi.
Pemikiran
Mary Parker Folet tersebut menjelaskan bahwa manajemen adalah sebuah usaha
kolektif, bukan usaha individual. Sebagai sebuah usaha kolektif, kekuasaan
didistribusikan ke jenjang dibawahnya
Distribusi
kekuasaan terjadi secara berjenjang dan mencerminkan penjenjangan organisasi,
dari tingkat paling tinggi ke tingkat paling rendah. Masing-masing tingkat
memiliki fungsi yang berbeda-beda namun terangkai dalam satu sistem jaringan
organisasi yang saling melengkapi dan membutuhkan untuk mewujudkan tujuan
organisasi secara bersama. Jadi, kolektifitas usaha itu tidak lain adalah
rangkaian kegiatan dari masing-masing fungsi dalam sistem jaringan organisasi.
Dengan kata lain, kerjasama untuk mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran
organisasi yang dilakukan oleh fungsi-fungsi organisasi atau unit-unit
organisasi adalah sebuah usaha kolektif yang dilakukan oleh semua anggota
organisasi
Perilaku
sirkular yang dicetuskan oleh Mary Parker Follet 1920 itu kemudian dapat
dijumpai dalam visualisasi anatomi organisasi Robbins[4] beberapa windu
kemudian. Menurut Robbin, interaksi antara individu dengan indvidu, individu
dengan kelompok, kelompok dengan kelompok adalah saling mempengaruhi. Dalam hal
ini, Robbin membagi anatomi organisasi menjadi tiga bagian yaitu Individu,
Kelompok, dan Sistem.
Persepsi
individu mengenai organisasi terbangun dalam proses belajar individu melalui
komunikasi individu dengan kelompoknya. Selanjutnya, interaksi terjadi pula
dalam komunikasi antar kelompok dalam struktur kelompok dimana pemimpin
berperan. Yang terakhir, pemimpin melalui struktur dan disain organisasi serta
kebijakan dan peraturan organisasi berusaha untuk membentuk budaya organisasi
di tingkat sistem. Namun demikian, ketika obyek dari peratutan dan kebijakan organisasi,
struktur dan disain organisasi, dan budaya organsasi adalah manusia dan
kelompok maka interaksi yang saling mempengaruhi akan terjadi secara timbal
balik. Inilah sebenarnya esensi perilaku sirkular dalam sebuah organisasi.
Pada
struktur organisasi yang ditayangkan pada Peraga diatas tampak jelas bagaimana pemimpin organisasi
secara strtuktural bukan hanya mendistribusi sebagian kekuasaannya kepada
jenjang organisasi dibawahnya melalui para manajer namun juga mentransformasi
gagasan-gagasan, sistem nilai serta kompetensi agar organisasi berjalan sesuai
dengan arah dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Mereka adalah rantai
manajemen antar jenjang organisasi, yaitu para manajer. Para manajer ini yang
memainkan peran strategis yaitu komunikasi dalam organisasi Dengan kata lain,
para pemimpin organisasi di satu sisi membutuhkan dukungan anggota organisasi
melalui jenjang–jenjang organisasi, namun di sisi yang lain menghendaki agar
gagasan-gagasan mereka dijalankan dengan sistem nilai yang dikehendaki oleh
organisasi. Disinilah sebenarnya proses interaksi yang saling mempengaruhi
tersebut terjadi dimana setiap pemimpin unit organisasi adalah rantai manajemen
pada setiap jenjang organisasi yang akan menjadi jembatan bagi transformasi
gagasan dan kompetensi mengenai sistem nilai yang dikembangkan dalam
organsiasi.
Masing-masing
rantai manajemen mempunyai domain dan karakteristik keahlian manajerial yang
berbeda, juga dibidang dimensi waktu
perencanaan serta Proses Manajemen. Semakin tinggi jenjang manajemen maka
semakin stratejik proses manajemen dan berdimensi jangka panjang, oleh rena itu
membutuhkan keahlian manajerial yang lebih bersifat konseptual. Sebaliknya,
semakin rendah jenjang manajemen maka proses manajemen semakin taktis dan
berdimensi waktu pendek sehingga keahlian manajerial juga semakin fokus kepda
domain fungsi operatif manajemen.
Hubungan
antar jenjang manajemen dijalin oleh rantai manajemen yaitu manajer-manajer
fungsi. Peran manajemen sebagai proses Perencanaan hingga Pengendalian sangat
krusial disini agar semua anggota organisasi bergerak dan berperilaku sesuai
dengan harapan organisasi. Maka sistem pengendalian manajemen harus ada dan
didisain sesuai dengan kebutuhan manajemen.
Manajemen dan Tata Kerja.
Tata kerja atau metode adalah satu cara
bagaimana (how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat
diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen
dapat dilaksanakan dengan tepat.
Dengan
tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan
sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja
yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :
a)
Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan
waktu yang tersedia.
b)
Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian
tujuan.
c)
Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.
Jadi,
hubungan antara manajemen dan tata kerja
dapat dilukiskan seperti dibawah ini : Manajemen : Menjelaskan perlunya ada
proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai
faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya
tujuan.
Manajemen, Organisasi dan
Tata Kerja.
Eratnya
hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai
berikut :
a)
Manajemen –> Proses kegiatan pencapaian tujuan bersama melalui kerjasama
antar manusia.
b)
Organisasi –> Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi
pengelompokkan kerjasama.
c)
Tata kerja –> Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus
dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.
Dari
konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen, organisasi maupun tata kerja
ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan.
2.
Fungsi Satuan Organisasi Dan Metode.
Secara
sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai
tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada.
Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Ciri-ciri organisasi
ialah:
1)
terdiri daripada dua orang atau lebih
2)
ada kerjasama
3)
ada komunikasi antar satu anggota dengan yang lain
4)
ada tujuan yang ingin dicapai.
Organisasi
dapat dilihat dengan dua cara berbeda, yaitu:
1)
organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang terdiri atas sub-sistem yang
saling berkaitan, dan memperoleh input untuk diolah yang berasal dari
lingkungan serta menyalurkan output hasil pengolahan ke lingkungan kembali
2)
organisasi sebagai sekelompok orang yang berkerjasama untuk mencapai suatu
tujuan bersama (Monir H. Thayeb).
Organisasi
dapat diartikan dalam dua macam, yaitu:
*
Dalam arti statis, yaitu organisasi sebagai wadah tempat dimana kegiatan
kerjasama dijalankan.
*
Dalam arti dinamis, yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi
antara orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun informal.
Sinonim
Organisasi
Institusi/lembaga;
Kelompok
yang menampung aspirasi masyarakat; punya aturan tertulis atau tidak; tumbuh
dalam masyarakat; mencapai tujuan bersama; dibentuk oleh pemerintah atau
swasta.
Suatu
organisasi harus memuat 4 unsur utama, yaitu:
1)
goals oriented (berorientasi tujuan)
2)
Psychosocial system (sistem hubungan sosial)
3)
structured activities
Unsur
– Unsur Organisasi
Unsur
dasar yang membentuk suatu organisasi terdiri dari :
1.
Anggota organisasi.
Yaitu,
Orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi, membentuk organisasi serta
terlibat dalam beberapa kegiatan primer. Orang-orang ini terlibat juga dalam
kegiatan pemikiran-pemikiran yang meliputi konsep-konsep, penggunaan bahasa,
pemecahan masalah, dan pembentukan gagasan. Mereka juga terlibat dalam
kegiatan-kegiatan perasaan yang mencakup emosi, keinginan, dan aspek-aspek
perilaku manusia lainnya yang bukan aspek intelektual. Mereka juga terlibat
dalam kegiatan self-moving (mencakup kegiatan fisik). Dan mereka terlibat juga
dalam kegiatan elektrokimia yang mencakup brain synaps (daerah kontak otak
tempat impuls saraf ditransmisikan hanya ke satu arah).
2.
Pekerjaan dalam organisasi
Pekerjaan
ini terdiri dari tugas-tugas formal dan tugas-tugas informal. Tugas-tuguas ini
menghasilkan produk dan memberikan pelyanan organisasi. Pekerjaan ini ditandai
oleh tiga dimensi universl ;
Isi
Keperluan
Konteks
Praktik-praktik
pengelolaan
Tujuan
primer pegawai manejerial adalah menyelesaikan pekerjaan melalui usaha orang
lainnya. Manejer membuat keputusan mengenai bagaimana orang-orang lainnya,
biasanya bawahan mereka, menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan mereka. Sebagian manejer membawahi para pekerja yang
beroperasi dan sebagian lainnya membawahi manejer-manejer lainnya.
Stuktur
Organisasi
Merujuk
kepada hubungan-hubungan antara tugas-tugas yang dilaksanakan oleh
anggota-anggota organisasi. Struktur organisasi di entukan oleh tiga variable
kunci :
Kompleksitas
Formalisasi
Sentralisasi
Pedoman
Organisasi
Adalah
serangkaian pernyataan yang mempengaruhi, mengendalikan dan memberi arahan bagi
anggota organisasi dalam mengambil keputusan dan tindakan. Pedoman organisasi
tersiri atas : pernyataan-pernyataan seperti cita-cita, misi, tujuan, strategi,
kebijakan, prosedur dan aturan.
Teori
Organisasi Modern
Pengertian
Organisasi Modern
Salah
satu aliran besar dalam teori organisasi adalah teori modern, yang
kadang-kadang disebut juga analisa sistem. Teori modern adalah multidisiplin
dengan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Teori modern melihat
bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan,
yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup
yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan
sistem terbuka. Interaksi dinamis antar proses, bagian dan fungsi dalam suatu
organisasi, maupun dengan organisasi lain dan dengan lingkungan.
Suatu
organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling
mempengaruhi untuk berbagai tujuan. Dalam Pendekatan Modern menyatakan bahwa
yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi tetapi way of thinking
atau cara berfikir mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis secara
lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan atau regularitas
perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau kondisi
tertentu.
Dasar
Pemikiran Organisasi Modern
Teori
Organisasi Modern berawal dari dasar pemikiran, yaitu:
1. Teori klasik memusatkan pandangannya pada
analisa dan deskripsi organisasi, sasaran organisasi dibagi menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil sesuai hakikat pekerjaannya.
2. Teori Modern menekankan pada perpaduan dan
perancangan,menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
3. Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan
konsep koordinasi,
skalar
dan vertikal.
4.
Teori
Sistem Umum
Teori
system umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk
menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori
system umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal
dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai
titk awal.
Ada
beberapa tingkatan system yang harus diintegrasikan. Kenneth Boulding
mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat system sebagai berikut :
1. Struktur static
2. Sistem dinamik sederhana
3. Sistem sibernetik
4. System terbuka
5. System genetika social
6. System hewani
7. System manusiawi
8. System social
9. System transdental
Konsep
system ini menjadi dasar utama analisa organisasi akan teori organisasi modern.
Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori system umum dalam cara
memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi.
Teori
Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem
Teori organisasi modern adalah multidisipliner
yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi.
Teori modern berusaha untuk memberikan sintesa yang menyeluruh bagian-bagian
yang berhubungan dengan semua bidang studi tersebut untuk mengembangkan suatu
teori organisasi yang diterima umum. Hal ini sering disebut analisa system pada
organisasi.
Factor-faktor yang membedakan kualitas teori
organisasi modern dengan teori-teori lainnya adalah dasar konseptual – analitiknya,
ketergantungannya pada data riset empiric, dan di atas semuanya, sifat pemaduan
dan pengintegrasikannya. Kualiatas-kualitas ini merupakan kerangka filosofi
yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu
system.
1. Bagian-bagian dari system dan saling
ketergantungannya.
· Individu dan struktur kepribadiannya
yang diberikan kepada organisasi.
· Penentuan fungsi-fungsi formal, yang
biasa disebut organisasi formal.
· Organisasi informal.
· Struktur status dan peranan.
· Lingkungan phisik pelaksanaan
pekerjaan.
2. Proses-proses hubungan dalam system.
Teori
organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang
selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga
proses tersebut adalah
· Komunikasi ,
· Berusaha untuk mencapai keseimbangan,
dan
· Pengambilan keputusan.
Tujuan-tujuan
organisasi
Organisasi
mempunyai tiga tujuan utama yang saling berhubungan. Tujuan-tujuan tersebut
adalah pertumbuhan, stabilitas, dan interaksi. Ketiga tujuan organisasi itu
akan membedakan bentuk organisasi dengan tingkat kompleksitas yang
berbeda-beda. Persamaan dalam tujuan-tujuan tersebut juga telah diteliti oleh
para ahli sejalan dengan pengembangan teori system umum.
Pendekatan
– Pendekatan Manajemen
1. Pendekatan Proses
Pendekatan
proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional,
universal, tradisional atau klasik. Para pencetus pendekatan ini bermaksud
untuk mengindetifikasikan fungsi-fungsi manajemen dan kemudian menetapkan
prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen. Empat prinsip pendekatan proses
klasik yang penting adalah 1) kesatuan perintah, 2) persamaan wewenang dan
tanggung jawab, 3) rentang kendali yang terbatas, dan 4) delegasi
pekerjaan-pekerjaan rutin.
2. Pendekatan Keperilakuan
Pendekatan ini sering disebut
pendekatan hubungan manusiawi (human relation approach). Pendekatan hubungan
manusiawi dalam usahanya melengkapi pendekatan klasik, banyak menggunakan
pandangan sosiologi dan psikologi. Oleh karena itu, pusat bahas pendekatan ini
adalah perhatian terhadap para karyawan secara individual dan kelompok kerja.
3. Pendekatan Kuantitaif
Pendekatan
kuantitif (quantitative approach) sering dinyatakan dengan istilah management
science atau operations research (OR). Pendekatan ini terutama memandang
manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses kuantitaif.
Menurut
pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dpata dirumuskan dan
dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis dan kemudian dianalisa serta
dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik atau metode kuantitaif untuk
memperoleh hasil optimum.
4. Pendekatan Sistem
Pendekatan system dalam manajemen merupakan
pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut
pandangan teori system umum atau analisis system. Pendekatan system terutama
menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi
sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang
organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang
lebih luas. Organisasi dipandang sebagai system terbuka dan pada hakekatnya
merupakan proses transformasi berbagai masukan yang menghasilkan keluaran
5. Pendekatan Contingency (Situasional)
Pendekatan
Contingency muncul karena ketidakpuasan atas anggapan keuniversalan dan
kebutuhan untuk memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan
praktek manajemen. Ada tiga komponen pokok dalam lerangka konseptual untuk
pendekatan contingency : lingkungan , konsep-konsep dan teknik-teknik
manajeman, dan hubungan kontingensi antara keduanya.
Ciri-Ciri
Organisasi Modern
Organisasi
telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan dalam dunia modern ini.
Ciri-ciri organisasi modern adalah :
· Organisasi bertambah besar
· Pengolahan data semakin cepat
· Penggunaan staff lebih intensif
· Kecenderungan spesialisasi
· Memiliki prinsip-prinsip organisasi
· Memiliki unsur-unsur organisasi yang
lebih lengkap
Unsur
Organisasi
Setiap
organisasi memiliki unsur-unsur tersendiri didalamnya, unsur-unsur organisasi
adalah :
· Manusia
· Kerjasama
· Tujuan bersama
· Peralatan (Equipment)
· Lingkungan
· Kekayaan alam
· Kerangka/konstruksi mental organisasi
Tipe
Piramida
Organisasi-organisasi
sekarang ini memiliki tipe-tipe yang berbeda. Tipe organisasi ada 3 yaitu :
· Piramida Mendatar
· Piramida Terbalik
· Tipe Kerucut
1. Piramida Mendatar
· Jumlah satuan organsisasi tidak banyak
sehingga tingkat-tingkat hirarki kewenangan sedikit.
· Jumlah pekerja (bawahan) yang harus
dikendalikan cukup banyak.
· Format jabatan untuk tingkat pimpinan
sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil.
2. Piramida Terbalik
Organisasi
piramida terbalik merupakan salah satu unit dari tipe piramida terbalik ialah
jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Organisasi ini
hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya
berdasarkan atas jabatan fungsional seperti lembaga pendidikan, lembaga
penelitian dan sebagainya.
Tipe
Kerucut
· Jumlah satuan organisasi banyak sehingga
tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
· Rentang kendali sempit
· Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
dapat dilakukan sampai kepada pejabat/pimpinan yang bawah/rendah.
· Jarak antara pimpinan tingkat atas
dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
· Jumlah informasi jabatan cukup besar.
Bentuk
Organsasi
Bentuk-bentuk
organisasi dapat dibedakan dengan memandang organisasi dari segi tata hubungan,
wewenang dan tanggung jawab yang ada oleh organisasi.
Bentuk-bentuk
organisasi dapat dibedakan menjadi :
· Bentuk organisasi staff
· Bentuk organisasi lini
· Bentuk organisasi fungsional
· Bentuk organisasi fungsional dan lini
· Bentuk organisasi fungsional dan staff
· Bentuk organisasi lini dan staff
Karakteristik
Teori Modern
Karakteristik dari teori organisasi Modern,
antara lain:
1. Kadang-kadang disebut analisis sistem
organisasi,
2. Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,
3. Memandang organisasi sebagai suatu sistem,
4. Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat
bertahan lama dalam hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya,
5. Organisasi dan lingkungannya harus dilihat
sebagai sesuatu yang saling ketergantungan.
Sifat
Teori Modern
Sifat-sifat
dari Teori Organisasi Modern adalah:
1. Memandang suatu organisasi sebagai suatu
sistem yang terdiri atas lima bagian pokok, yaitu: input, proses, output, arus
balik, dan lingkungan,
2. Kedinamisan,
3. Multi Level dan Multi Dimensional,
4. Multi Motivasi,
5. Multi Disipliner,
6. Despkriptif,
7. Multi Variabel,
8. Adaptif.
Organisasi
niaga adalah organisasi yang
tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macam organisasi niaga
1. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas dahulu disebut Naamloze
Vennootschaap (NV), yaitu suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang
memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya.
Perubahan kepemilikan perusahaan dapat
dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. Setiap orang dapat memiliki lebih
dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham memiliki
tanggung jawab yang terbatas yaitu sebanyak saham yang dimiliki.
Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan
perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para
pemegang saham. Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan maka keuntungan
tersebut dibagi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Perseroan Terbatas ada 3 macam yaitu PT
Terbuka, PT Tertutup dan PT Kosong.
Perbedaannya:
PT Terbuka menjual saham kepada masyarakat
umum melalu pasar modal (go public)dan setiap orang berhak membeli saham
perusahaan tersebut.
PT Tertutup modalnya berasal dari kalangan
tertentu saja, misal dari kalangan kerabat atau keluarga dan tidak dijual ke
umum.
Sedangkan PT Kosong adalah perseroan
terbatas yang tidak memiliki kegiatan apa-apa tetapi telah memiliki izin usaha
dan izin lainnya.
2. Persekutuan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer atau biasa disebut CV
(Commanditaire Vennootscap) adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh
seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang
atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.
Bentuk CV dibagi menjadi 3 yaitu CV Murni,
CV Campuran dan CV Bersaham.
CV Murni hanya terdapat satu sekutu
komplementer, yang lain merupakan sekutu komanditer.
CV Campuran terbentuk dari suatu firma yang
membutuhkan tambahan modal. Dimana sekutu firma tersebut menjadi sekutu
komplementer sedangkan sekutu lain menjadi sekutu komanditer.
CV Bersaham adalah CV yang mengeluarkan
saham yang tidak dapat diperjualbelikan. Sekutu komplementer maupun komanditer
mengambil satu saham atau lebih.
3. Joint Ventura
Joint Ventura atau Perusahaan Patungan
adalah sebuah kesatuan yang dibentuk antara 2 pihak atau lebih untuk
menjalankan kegiatan ekonomi bersama. Perusahaan ini umumnya untuk suatu proyek
khusus saja dan bisa berupa badan hukum, kemitraan atau struktur resmi lainnya
bergantung pada jumlah pertimbangan seperti pertanggungjawaban pajak dan
kerugian.
4. Koperasi
Koperasi adalah suatu jenis badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan kekeluargaan. Tujuan koperasi
adalah mensejahterakan anggotanya (menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1).
Jenis-jenis koperasi antara lain:
a. Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi
yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.
b. Koperasi konsumen, yaitu koperasi yang
beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatan jual beli barang
konsumen.
c. Koperasi produsen, yaitu koperasi yang
beranggotakan para pengusaha UKM dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan
baku dan penolong untuk anggotanya.
d. Koperasi pemasaran, yaitu koperasi yang
menjalankan kegiatan penjualan produk atau jasa koperasi anggotanya.
e. Koperasi jasa, yaitu koperasi yang
bergerak di bidang usaha jasa lainnya.
5. Kartel
Kartel adalah kelompok produsen mandiri yang
bertujuan menetapkan harga, membatasi suplai dan kompetisi.
ORGANISASI SOSIAL.
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial
yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak
berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam
pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama,
manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang
tidak dapat mereka capai sendiri. Berdasarkan sifat resmi tidaknya, dikenal ada
dua jenis organisasi sebagai berikut :
Organisasi Formal
Organisasi formal sifatnya lebih teratur,
mempunyai struktur organisasi yang resmi, serta perencanaan dan program yang
akan dilaksanakan secara jelas.
contohnya : OSIS (Organisasi Siswa Intra
Sekolah), PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat), dan lain-lain.
Organisasi Informal
Karena sifatnya tidak resmi, pada organisasi
ini kadangkala struktur organisasi tidak begitu jelas/bahkan tidak ada. Begitu
juga dengan perencanaan dan program-program yang akan dilaksanakan tidak
dirumuskan secara jelas dan tegas, kadang-kadang terjadi secara spontanitas.
Contohnya : kelompok pecinta puisi
disekolah, fans club suatu grup musik, dan lain sebagainya.
Organisasi Regional
Berikut merupakan sari pemikiran yang
dirangkum dari tulisan J. G. Merrills, “Regional Organizations”, dalam bukunya,
“International Dispute Settlement”, Bab 11, Hal. 279-307 yang diterbitkan
olehCambridge University Press di New York, Amerika Serikat, pada tahun 2005.
Pada bab ini, Merrills memusatkan pembahasannya pada Organisasi Regional dan
aspek-aspek yang berkaitan dengan penyelesaian konflik regional, seperti; peran
Organisasi Regional dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi antara
negara-negara anggotanya; batas kemampuan Organisasi Regional dalam upaya
penyelesaian sengketa; proses ajudikasi; dan pola hubungan yang terbentuk
antara Organisasi Regional dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya Dewan
Keamanan.
Ruang Lingkup Organisasi Regional
Peran yang dimainkan oleh
organisasi-organisasi regional sangat berbeda bergantung pada karakteristik
organisasi tersebut. Karakteristik ini dipengaruhi oleh faktor geografis,
ketersediaan sumber-sumber dan struktur organisasi. Perbedaan faktor-faktor ini
akan mempengaruhi bentuk Organisasi Regional dan organ-organ yang menopangnya.
Perbedaan karakter ini juga nantinya akan berpengaruh pada mekanisme dan
prosedur penyelesaian konflik yang ditempuh untuk menyelesaikan sengketa antara
anggota dalam sebuah Organisasi Regional.
Uni Eropa, Organisasi Regional paling maju
saat ini, memiliki European Court of Justice, organ khusus yang bertanggung
jawab atas setiap upaya penyelesaian sengketa antara negara-negara anggota Uni
Eropa, yang yurisdiksinya mencakup seluruh negara anggota, organ-organ penting
dalam masyarakat dan warga negara sah dari negara-negara anggota. Hal ini
dijelaskan dalam the Treaty of Amsterdam (1997) yang mulai diberlakukan pada
tahun 1999.
Fakta Pertahanan Atlantik Utara (North
Atlantic Treaty Organisation – NATO) yang didirikan pada tahun 1949 juga
memiliki prosedur penyelesaian konflik antara negara-negara anggotanya. Pada
1956, organ utama NATO, Dewan Atlantik Utara, merumuskan suatu komitmen yang
menggariskan bahwa, sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui jalur
negosiasi langsung harus disampaikan dan dibahas dengan prosedur dan dalam
forum NATO sebelum dibawa ke organisasi internasional di luar NATO. Resolusi
tersebut juga menyebutkan bahwa Sekjen maupun negara-negara anggota memiliki
hak dan kewajiban untuk meminta perhatian dewan mengenai ancaman-ancaman yang
dapat mempengaruhi solidaritas dan efektifitas aliansi. Lebih lanjut, Sekjen
diberikan wewenang sebagai fasilitator yang dimandatkan untuk menyelenggarakan
penyelidikan, mediasi, atau arbitrasi bagi negara-negara anggota yang
berkonflik.
Fakta Warsawa yang didirikan oleh Uni Soviet
dan meliputi sebagian besar Eropa Timur, memiliki suatu wadah kerjasama ekonomi
yang didirikan pada 1949, yaitu Council for Mutual Economic Aid, namun tanpa
sebuah organ penyelesaian sengketa. Organisasi ini kemudian hancur seiring
runtuhnya Uni Soviet dan berakhirnya Perang Dingin dan digantikan
olehCommonwealth of Independent States (CIS) yang dipimpin oleh Federasi Rusia.
Banyak Organisasi Regional lain yang
masing-masingnya memiliki prosedur penyelesaian sengketa tersendiri yang
dirumuskan dengan berpedoman pada perjanjian yang telah disepakati oleh
negara-negara anggotanya, seperti; Conference on Security and Cooperation in
Europe(CSCE) yang kemudian berubah menjadi Organization for Security and
Cooperation in Europe (OSCE); Organization of American States (OAS) dengan
ketentuan penyelesaian konflik yang tertuang jelas dalam Pakta Bogota;
Organization of African Union (OAU); dan Organization of the Islamic Conference
(OIC), yang masing-masingnya memiliki organ tersendiri dalam upaya penyelesaian
sengketa yang terjadi antara negara-negara anggotanya.
Sekitar empat dekade yang lalu, organisasi
internasional identik dengan sudut pandanggovernment-oriented karena dalam
melakukan hubungan internasional yang berperan aktif adalah aktor negara yang
dalam hal ini merupakan perwakilan resmi dari sebuah negara. Namun, ternyata
pola diplomasi abad 21 sangat berbeda dengan masa-masa empat dekade yang lalu
karena saat ini peran aktor-aktor non negara juga sangat aktif seperti Multi
National Corporations (MNCs), individu, dan International Non-Governmental
Organizations (InGOs). Atas dasar hal-hal di atas, klasifikasi organisasi
internasional pun menjadi beragam sesuasi dengan tujuannya ada yang yang
berorientasi umum dan ada pula yang lebih khusus.
Ada begitu banyak ahli hubungan
internasional yang mengemukakan pendapat mereka mengenai definisi organisasi
internasional dan dari berbagai pendapat yang mereka kemukakan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan karena hampir secara keseluruhan memasukkan unsur
keanggotaan, tujuan, dan struktur. Berikut definisi dari organisasi
internasional:
”International Organization can be defined
as a formal, continous structure established by aggreement between members
(governmental and/or non-governmental) from two or more sovereign states with
the aim of pursuing the common interest of the membership.”
Faktor-faktor lain yang diasosiasikan dengan
kebanyakan organisasi internasional: institusi mereka biasanya terdiri dari
pertemuan paripurna dari keseluruhan anggota (biasa disebut majelis atau
konferensi), sebuah pertemuan secara teratur oleh segelintir anggota (biasanya
berkaitan dengan power pada organisasi tersebut), dan sebuah sekretariat
permanen untuk mendukung kegiatan administratif organisasi internasional
tersebut. Bagaimanapun juga keberadaan organisasi internasional ini pasti
bertujuan untuk memberikan keuntungan pada anggotanya.
Klasifikasi Organisasi Internasional
Memasuki abad ke-21, terjadi dekolonialisasi
besar-besaran di dunia yang melahirkan begitu banyak negara-negara baru dengan
ideologi dan national interest yang berbeda-beda. Ternyata dengan adanya
fenomena kemerdekaan negara-negara tersebut menstimulasi pertumbuhan
organisasi-organisasi di berbagai konsentrasi pula. Pada tahun 1909 tercatat
ada 37 organisasi internasional, kemudian 50 tahun kemudian yaitu pada tahun
1956 jumlahnya naik menjadi 132, 154 pada 1960, 280 pada 1972, 337 pada 1980,
341 pada 1987, dan lebih dari 350 organisasi internasional pada tahun 1996.
Jumlah ini merupakan pencerminan petingnya peran dan fungsi organisasi
internasional dalam kehidupan masyarakat dunia.
Pada kesempatan ini akan dijelaskan
klasifikasi organisasi internasional berdasarkan Clive Archer di mana
organisasi internasional dibedakan berdasarkan tiga kriteria yaitu keanggotaan,
tujuan dan aktivitas, serta struktur organisasi internasional. Berdasarkan tiga
kriteria yang disebutkan di atas, kita akan mampu membedakan keberagaman konsep
antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
Keanggotaan
Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya
bahwa saat sekarang ini tidak hanya aktor negara yang bisa menjadi anggota
organisasi internasional, tetapi aktor-aktor non negara pun bisa menjadi
anggota organisasi internasional. Negara berdaulat tidak mutlak menjadi
satu-satunya anggota organisasi internasional karena lahirnya banyak
aktor-aktor lain yang juga berperan. Oleh sebab itu, ada begitu banyak
organisasi internasional yang memberikan manfaat bagi anggotanya sesuai dengan
kepentingan bersama organisasi internasional tersebut.
Berikut ini kami akan menjabarkan
klasifikasi organisasi internasional berdasarkan perbedaan dalam hal
keanggotan:
1. Intergovernmental Organizations (IGOs):
Keanggotaannya terdiri atas negara-negara berdaulat, namun bisa juga terdiri
atas negara bagian di mana negara induk negara bagian tersebut mengizinkan
negara bagiannya untuk ikut dalam organisasi internasional. Amerika Serikat dan
Rusia adalah negara yang tidak mengizinkan adanya interstatesuntuk mengikuti
organisasi internasional sementara Swedia adalah negara yang memperbolehkan
Maka ada juga yang memasukkan interstates ke dalam jenis Intergovernmental
Organization contohnya International Telecommunication Union (ITU), the
Universal Postal Union (UPU), dan lain-lain.
2. Transnational Organizations (TNOs): Suatu
organisasi internasional disebut sebagai bagian dari TNOs adalah saat
keanggotannya memiliki aktor non negara. TNOs dibagi kembali menjadi beberapa
jenis, yaitu:
a. Genuine NGOs: TNOs yang keanggotaannya
hanya terdiri dari aktor non negara.
b. Hybrid NGOs: TNOs yang keanggotaannya
terdiri dari aktor negara dan aktor non negara.
c. The Transgovernmental Organizations
(TGO): TNOs yang keanggotaannya terdiri dari aktor-aktor pemerintah tetapi
tidak diatur oleh kebijakan luar negri pusat negara mereka.
d. Bussiness International Nongovernmental
Organizations (BINGOs): TNOs yang lebih dikenal dengan istilah Multi National
Corporations (MNCs) merupakan badan usaha raksasa yang memiliki cabang di
berbagai negara sehingga setiap kebijakannya tidak hanya ditentukan oleh satu
negara.
Tujuan dan Aktivitas
Hal yang paling umum dan paling baik dalam
mengklasifikasikan organisasi internasional adalah berdasarkan apa yang ia
lakukan dan untuk apa ia melakukan itu. Pada dasarnya tujuan setiap organisasi
internasional pasti telah dibuat sejak awal berdirinya namun bukan berarti
tidak memungkinkan adanya tambahan tujuan melalui program kerja atau dengan
kata lain berbagai manuver sangat mungkin untuk terjadi.
Tujuan dari organisasi internasional bisa
sangat umum dan luas bisa pula lebih spesifik dan tertentu, begitu pula dengan
aktivitasnya yang pasti berkenaan dengan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Ketika kita menganalisa tentang tujuan dari organisasi
intenasional, kita juga harus mempertimbang hubungan seperti apa mungkin
terjadi di antara anggota. Ada tiga kemungkinan terhada hal ini:
a. Menciptakan suatu bentuk hubungan yang
co-operative antar anggota bisa melalui berbagai aspek seperti perdagangan dan
sosial.
b. Meminimalisir atau mencegah kemungkinan
terjadinya conflict dengan kerjasama sehingga akan menimbulkan rasa saling
menghormati kepentingan nasional masing-masing negara.
c. Merangsang timbulnya confrontation karena
ternyata pada akhirnya organisasi tersebut merangsang terjadinya konflik.
Kesimpulan
Berdasarkan
rumusan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pentingnya
mempelajari organisasi manajemen dalam mencapai tujuan organisasi adalah
sebagai berikut:
a.
Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik. Dalam
mencapai tujuan, diperlukan suatu kerja sama antara keduanya. Yang pertama
adalah proses penggerakan. organisasi mencapai tujuan melalui Manajemen.
Kemudian, agar kegiatan kerjasama tersebut berhasil dengan baik dan mencapai
tujuan maka dibutuhkan sebuah wadah, kerangka, atau struktur. Wadah, kerangka,
atau struktur dimana kerjasama dilakukan disebut Organisasi.
b.
Apabila di dalam suatu organisasi tidak memiliki sistem Manajemen yang
baik/bagus, maka organisasi tersebut tidak dapat berjalan dengan baik.
Tetapi, dari kedua hal tersebut yang
terdapat hal yang paling menentukan, yaitu sumber daya manusia. Karena manusia
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja. Oleh karena itu,Organisasi Manajemen timbul karena adanya
orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
Referensi
:
http://siswanto.blog.mb.ipb.ac.id/management/organisasi-manajemen/http://volcano-assassin.blogspot.com/2012/10/manajemenorganisasi-dan-tata-kerja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar