Pengertian
Komunikasi
: Komunikasi merupakan aspek yang sangat
penting dalam kehidupan manusia dan berkaitan dengan hubungan antar
manusia.
Unsur-Unsur
komunikasi
Komunikasi dilakukan oleh pihak yang
memberitahukan (komunikator) kepada pihak penerima (komunikan). Komunikasi
efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat
diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah
persepsi.
Untuk dapat
berkomunikasi secara efektif dan mudah dipahami kita perlu memahami unsur-unsur
komunikasi, antara lain sebagai berikut:
1. Komunikator.
Pengirim
(sender) yang mengirimkan pesan kepada komunikan dengan menggunakan media
tertentu.Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal
(sumber) terjadinya suatu komunikasi.
2. Komunikan.
Penerima
(receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami,
menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3. Media.
Saluran
(channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana
berkomunikasi.Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan,
tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya.
4. Pesan.
Isi
komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada
Komunikan.Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.
5. Tanggapan.
Merupakan
dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan.Diimplentasikan
dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang
diterima
Cara
Penyaluran Ide Melalui Komunikasi :
- Ide
(gagasan) oleh sender.
- Perumusan
yaitu dalam perumusan ini ide si sender disampaikan oleh kata-kata.
- Penyaluran
(transmitting) yaitu penyaluran ini bisa lisan,tertulis,simbol maupun isyarat,dll.
- Tindakan
yaitu tindakan ini sebagai contoh perintah-perintah dalam organisasi
dilaksanakan.
- Pengertian
yaitu kata-kata si sender dalam perumusan tadi dijadikan ide oleh si penerima.
- Penerimaan
yaitu ide atau informasi ini diterima oleh penangkap berita (receiver).
Hambatan-Hambatan
Komunikasi
1.
Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
8. Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
8. Gangguan.
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
Klasifikasi
Komunikasi :
1.Dari segi
sifatnya :
a.
Komunikasi Lisan komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara
cth:
ngobrol, presentasi
b.
Komunukasi Tertulis komunikasi melalui tulisan
Cth: sms,
email ,
c.
Komunikasi Verbal komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan
cth:
ngobrol, curhat
d.
Komunikasi Non Verbal komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat)
cth: orang
yang grogi gemetar tubuhnya
2. Dari segi
arahnya :
a.
Komunikasi Ke atas komunikasi dari
bawahan ke atasan
b.
Komunikasi Ke bawah komunikasi dari atasan ke bawahan
c. Komunikasi
Horizontal komunikasi ke sesama manusia
/ setingkat
d.
Komunikasi Satu Arah pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)
e.
Komunikasi Dua Arah berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi
3. Menurut
Lawannya :
a.
Komunikasi Satu Lawan Satu berbicara dengan lawan bicaras yang sama
banyaknya
cth:berbicara melalui telepon
b.
Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok) berbicara antara satu orang dengan suatu
kelompok. Cth: introgasi maling dengan kelompok hansip
c. Kelompok
Lawan Kelompok berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Cth: debat
partai politik.
4.Menurut
Keresmiannya :
a. Komunikasi
Formal komunikasi yang berlangsung
resmi.cth: rapat pemegang saham.
b.
Komunikasi Informal komunikasi yang tidak resmi, cth : berbicara antara teman.
Faktor-Faktor
Perubahan Organisasi :
Persaingan
FAKTOR
INTERNAL
Menyangkut
faktor internal organisasi. Ex:
perubahan
tujuan, perubahan jumlah
personel,
menurunnya semangat kerja,
dll.
FAKTOR
EKSTERNAL
Disebabkan
oleh perubahan lingkungan
organisasi.
Ex: regulasi pemerintah,
Yang
dimaksud dengan proses perubahan adalah tata urutan atau langkah langkah dalam
mewujudkan perubahan organisasi. Langkah tersebut terdiri dari :
a. Mengadakan Pengkajian : Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi. Perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif. Dampak bersifat negatif apabila perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan dan kemajuan organisasi. Dampak bersifat positif apabila perubahan itu dapat memperlancar kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi atau dalam bentuk kesempatan-kesempatan baru yang tidak tersedia sebelumnya.
b. Mengadakan Identifikasi : Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.
c. Menetapkan Perubahan : Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
Menentukan Strategi : Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.
d. Melakukan Evaluasi : Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif.
a. Mengadakan Pengkajian : Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi. Perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif. Dampak bersifat negatif apabila perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan dan kemajuan organisasi. Dampak bersifat positif apabila perubahan itu dapat memperlancar kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi atau dalam bentuk kesempatan-kesempatan baru yang tidak tersedia sebelumnya.
b. Mengadakan Identifikasi : Yang perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.
c. Menetapkan Perubahan : Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
Menentukan Strategi : Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.
d. Melakukan Evaluasi : Untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negatif, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif.
Proses Perubahan Organisasi
Sebuah perubahan dan pengembangan
dapatlah terjadi pada apapun dan siapapun tidak terkecuali dengan organisasi.
Tidak banyak individu atau organisasi menyukai adanya perubahan, namun
perubahan tidak dapat dihindari namun harus di hadapi.
Proses
perubahan organisasi adalah konsep daur hidup atau life cycle. Organisasi
mengalami proses kelahiran pertumbuhan, berkembang, kematangan, kemunduran dan
akhirnya mengalami kematian sebagaimana dalam semua sistem biologi dam sistem
sosial. Fase-fase perkembangan organisasi juga memiliki sifat kuaintitatif dan
kualitatif yang merupakan indikator ” mati-hidup ” suatu organisasi.
Organisasi juga
harus melihat arah perubahan lingkungan yang pasti dan yang tidak pasti.
Artinya, organisasi adaptif atas perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu, suatu organisasi haruslah mengembangkan strategi dalam
mengadaptasi perubahan lingkungan, termasuk strategi dalam melakukan kontrol
terhadap lingkungan. Untuk itu perlu kiranya merencanakan perubahan organisasi,
termasuk di dalamnya yaitu mengembangkan organisasi.
“Faktor perubahan dapat terjadi
karena 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal”.
Faktor internal
segala keseluruhan factor yang ada
di dalam organisasi dimana factor tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan
organisasi.
Adalah penyebab perubahan yang
berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal dari
berbagai sumber.
Problem yang sering timbul berkaitan
dengan hubungan sesame anggota organisasi pada umumnya menyangkut masalah komunikasi
dan kepentingan masing-masing anggota.
Proses kerja sama yang berlangsung
dalam organisasi juga kadang-kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan.
Problem yang timbul dapat menyangkut masalah system kerjasamanya dan dapat pula
menyangkut perlengkapan atau peralatan yang digunakan. Sistem kerja sama yang
terlalu birokratis atau sebaliknya dapat menyebabkan suatu organisasi menjadi
tidak efisien. System birokrasi (kaku) menyebabkan hubungan antar anggota
menjadi impersonal yang mengakibatkan rendahnya semangat kerja dan pada
gilirannya produktivitas menurun, demikian sebaliknya. Perubahan yang harus
dilakukan akan menyangkut struktur organisasi yang digunakan.
Contoh :
§ Perubahan kebijakan
lingkungan
§ Perubahan tujuan
§ Perluasan wilayah operasi
tujuan
§ Volume kegiatan
bertambah banyak
§ Sikap & perilaku
dari para anggota organisasi.
Faktor eksternal
segala keseluruhan factor yang ada
di luar organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi.
Beberapa factor tersebut antara lain : Politik, Hukum , Kebudayaan,
Teknologi, Sumber alam, Demografi dan sebagainya.
Adalah penyebab perubahan yang
berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan. Organisasi bersifat
responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu,
jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan
yang kuat dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena
lingkungan menuntut seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang
termasuk faktor ekstern adalah perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan
peraturan pemerintah.
Perkembangan dan kemajuan teknologi
juga merupakan penyebab penting dilakukannya perubahan. Penggantian
perlengkapan lama dengan perlengkapan baru yang lebih modern menyebabkan
perubahan dalam berbagai hal, misalnya: prosedur kerja, kualitas dan kuantitas
tenaga kerja, jenis bahan baku, jenis output yang dihasilkan, system penggajian
yang diberlakukan yang memungkinkan jumlah bagian-bagian yang ada dikurangi
atau hubungan pola kerja diubah karena adanya perlengkapan baru.
Perkembangan IPTEK terus berlanjut
sehingga setiap saat ditemukan berbagai produk teknologi baru yang secara
langsung atau tidak memaksa organisasi untuk melakukan perubahan. Organisasi
yang tidak tanggap dan bersedia menyerap berbagai temuan teknologi tersebut
akan tertinggal dan pada gilirannya tidak akan sanggup survive.
Dari perubahan tersebut tentunya
akan berdampak pada beberapa perubahan dalam organisasi tersebut, seperti
perubahan sifat organisasi. Untuk menangani masalah tersebut, haruslah
organisasi tersebut menetapkan suatu tindakan atau kebijakan dan penyesuaian
diri agar sifat organisasi yang sebelumnya tidak lenyap dan terganti.
Saat terjadi perubahan struktur
organisasi, haruslah tetap berpegang teguh kepada prinsip bahwa struktur
organisasi telah disusun dan di tetapkan dengan tujuan memberikan suatu
gambaran tentang berbagai hal dalam organisasi tersebut.
Dalam melakukan perubahan dalam
suatu organisasi umumnya tidak berjalan dengan begitu lancar karna terdapat
beberapa hambatan dalam proses perubahan tersebut. Hambatan tersebut umumnya
terjadi dari luar atau dari factor ekstenal.
Contoh :
§ Politik
§ Hukum
§ Kebudayaan
§ Teknologi
§ Sumber daya alam
§ Demografi
§ Sosiologi
Pengembangan Organisasi
1. Pengertian Pengembangan
o Suatu
penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan terstuktur)
suatu organisasi.
o Strategi untuk
merubah nilai-nilai daripada manusia dan struktur organisasi itu adaptif dengan
lingkungan.
2. Mengapa pengembangan organisasi
perlu dilakukan??
Dalam kenyataannya organisasi sering
terjadi stagnan yang disebabkan ke-engganan manusia untuk mengikuti perubahan,
dimana perubahan di anggap bisa menyebabkan dis equilibrium. Hal ini mengakibatkan
patologi dalam organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi, adaptasi,
kaderisasi dan inovasi.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan
pengembangan komunikasi:
Kekuatan
eksternal
o Kompetisi yang
semakin tajam dalam organisasi
o Perkembangan IPTEK.
o Perubahan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat organisasi
berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi untuk masa depan
organisasi.
Kekuatan
internal
o Struktur
o Sistem dan
prosedur
o Perlengkapan dan
fasilitas
o Proses dan saran
apabila tidak cocok akan membuat organisasi melalui perbaikan.
o Perubahan
organisasi di lakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.
4. Karakteristik Pengembangan
Organisasi
o Keputusan penuh
dengan pertimbangan
o Diterapkan semua
sub sistem manusia,baik individu kelompok dan organisasi
o Menerima
intervensi baik dari dalam maupun dari luar organisasi yang mempunyai kedudukan
di luar mekanisme organisasi.
o Kolaborasi
o Teori sebagai
analisis.
5. Langkah-langkah pengembangan
organisasi:
o Penilaian keadaan
o Pemecahan masalah
o Implementasi
o Evaluasi
Pengertian
Kepemimpinan
Pemimpin
merupakan sumber daya manusia kunci dalam organisasi manapun.Tanpa kepemimpinan
sebuah organisasi hanyalah suatu kekacauan manusia dan mesin.
Kebanyakan
definisi tentang kepemimpinan mempertalikan fungsi pemimpin dalam organisasi
dengan sasaran. Beberapa pengertian
diantaranya (Komaruddin, 1990) :
1. Menurut
Ordway Tead,
Kepemimpinan
adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-orang itu bekerjasama
mencapai tujuan yang mereka inginkan.
2. Menurut
George R. Terry
Kepemimpinan
merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar orang-orang itu mencapai
tujuan kelompok.
3. Menurut
Keith Davis
Kepemimpinan
adalah faktor kemanusiaan yang mengikat kelompok menjadi satu dan mendorongnya
menuju tujuan.
Dari
beberapa pengertian kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah kemauan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan perusahaan.
A. Tipe dan
Gaya Kepemimpinan
Setiap
pemimpin dalam memimpin suatu organisasi mempunyai tipe dan gaya kepemimpinan
tersendiri.
1. Tipe
kepemimpinan
a. Tipe
otokratis
Pimpinan
yang mendasarkan diri pada perintah/ pemaksaan kehendak dan tidak mempertimbangkan
keadaan bawahan.
b. Tipe
suportif
Pimpinan
yang mempunyai anggapan bahwa para bawahan ingin bekerja dan berkembang oleh
karena itu atasan cukup memberi dorongan.
c. Tipe
demokratik
Pimpinan
yang berpendapat bahwa perencanaan pengambilan keputusan dan pengawasan diambil
secara bersama-sama antara anggota organisasi.
d. Tipe
birokrasi
Pimpinan
yang mendasarkan diri bahwa bawahan harus dibina sesuai aturan sehingga dalam
memimpin selalu melaksanakan aturan/ tidak fleksibel sehingga sulit dalam
pengambilan keputusan.
e. Tipe
Laissez-faire
Pemimpin
yang memberikan kebebasan sepenuhnya pada kelompok atau individu dalam
pengambilan keputusan.Dalam hal ini partisipasi pimpinan tidak langsung.
2. Gaya
kepemimpinan
Setiap
pemimpin bisa mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu dengan
yang lain, dan tidak mesti suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih jelek
dari pada gaya kepemimpinan yang ada dengan menggunakan dasar tertentu.
Berikut gaya
kepemimpinan menurut Jeff Harris :
a. The
Autocratic leader
Seorang
pemimpin yang otokratik menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil
keputusan, untuk menjalankan tindakan, dan untuk mengarahkan, memberi motivasi
dan pengawasan bawahan terpusat ditangannya.
b. The
participative leader
Apabila
seorang pemimpin menggunakan gaya partisipasi ia menjalankan kepemimpinannya
dengan konsultasi. Ia tidak mendelegasikan wewenangnya untuk membuat keputusan
akhir dan untuk memberikan pengarahan tertentu kepada bawahan mengenai
keputusan yang akan diambil.
c. The free
rein leader
Di sini
pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada
para bawahan dalam artian pimpinan menginginkan agar para bawahan bisa
mengendalikan diri mereka sendiri di dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Teori
Kepemimpinan
Sebelum
mencoba untuk menganalisa kedudukan kepemimpinan suatu organisasi, perlu
menelusuri perkembangan teori kepemimpinan terlebih dahulu. Beberapa teori
tersebut diantaranya (Sukanto Reksohadiprojo, dan T. Hani Handoko, 1996) :
1. Teori
kepemimpinan
a. Teori
sifat kepemimpinan
Teori ini
mengatakan bahwa seseorang itu dilahirkan membawa atau tidak membawa
sifat-sifat yang diperlukan bagi pimpinan atau tidak membawa sifat-sifat yang
diperlukan bagi pimpinan atau dengan individu yang lahir telah membawa
ciri-ciri tertentu yang memungkinkan dia menjadi seorang pemimpin.
b. Teori
Path – Goal
Teori ini
merupakan pengembangan yang wajar sebab kepemimpinan erat hubungannya dengan
motivasi di satu pihak dan kekuasaan di pihak lain. Teori Path – Goal ini
menganalisa pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan
pelaksanaan kerja.
c. Teori
sifat
Teori ini
merupakan analisa ilmiah tentang kepemimpinan, dimiliki dengan memusatkan
perhatian pada pemimpin itu sendiri. Ada beberapa faktor yang bisa diteliti
dari kepemimpinan yaitu: kecerdasan, perasaan humor, kejujuran, simpati, dan
percaya diri.
d. Teori
kelompok
Teori
beranggapan bahwa kelompok bisa mencapai tujuannya dengan melalui pertukaran
positif antara pimpinan dan bawahan.
2.
Pendekatan kepemimpinan
Berbagai
studi tentang kepemimpinan mengelompokkan pendekatan kepemimpinan menjadi tiga
pendekatan yaitu :
a.
Pendekatan atas traits
Yaitu
pendekatan berdasarkan sifat, perangai atau kualitas yang diperlukan seseorang
untuk menjadi pimpinan.
b.
Pendekatan behavior (perilaku)
Yaitu
pendekatan yang mempelajari perilaku yang diperlukan untuk menjadi pemimpin
yang efektif.
c.
Pendekatan contingency
Yaitu
pendekatan berdasarkan atas faktor-faktor situasional, untuk menentukan gaya
kepemimpinan efektif.
Gaya
Kepemimpinan
Kata gaya
sangatlah tidak jelas. Sebelumnya, kata tersebut digunakan secara luas untuk
mendeskripsikan pemimpin yang sukses.Gaya juga berbeda dari kebudayaan yang
satu dengan lainnya. Bagian berikut akan mendeskripsikan bagaimana gaya
kepemimpinan telah dipelajari dan dianalisis selama bertahun-tahun. Gaya
kepemimpinan karismatik dari Nadler dan Tushman (Fred Luthan Edisi 10,
2005;681).
Riset
terbaru, mengindikasikan bahwa beberapa pemimpin efektif dirasakan sebagai
pemimpin yang memiliki perhatian dan empati, dan yang lainnya sebagai pemimpin
yang memiliki kepandaian dan kemampuan untuk melakukan tugas yang kompleks.
Rangkuman
Kontinum Gaya Kepemimpinan dari studi klasik dan Teori Kepemimpinan
Menurut
William H.Newman (1968) dalam Miftah Thoha (2003;262) kepemimpinan adalah
kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku
manusia baik perorangan maupun kelompok. Dan satu hal yang perlu diingat bahwa
kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata karma birokrasi.
Kepemimpinan bisa terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan
kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain kearah tercapainya suatu tujuan
tertentu.
kondisi
ekonomi, tindakan pesaing, dll
Referensi
:
http://taskactivity.tumblr.com/post/15549983526/faktor-perubahan-dan-ciri-perkembangan-organisasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar