Sewaktu SMP & SMA saya
mendapatkan pengalaman yg tidak terlalu menarik dalam berorganisasi, saya
pernah mengikuti paduan suara SMP dan pernah membawa piala juara 3 lomba paduan suara SMP Angkasa
Se-jawa Barat, namun steelah mengikuti perlombaan yang hanya sekali,
ekstakulikuler itupun saya tinggalkan. Mencoba ekskul bela diri yakni karate. Setelah
mengikuti karate dan mengenakan sabuk
putih dan terussss berlatih akhirnya ujianpun datang untuk naik ke tingkat
selanjutnya yaitu sabuk kuning, hari pelantikan sudah tiba. Saya dan anggota
karate lainnya ikut berkumpul menunggu malam tiba didaerah Bantar Kambing,
Bogor. Menunggu untuk puncak malam pelantikan, kira-kira jam 8 malam seluruh
peserta pelantikan ditutup kedua matanya dan diajak berjalan-jalan memegang
batu nisan dengan mata tertutup dan saling berpegangan. Saya yang memang agak penakut mulai tidak betah dengan test
keberanian yg belum selesai ini, dengan mata terbuka tapi sudah tidak
berpegangan, peserta satu per satu diwajibkan untuk mengambil lilin menyala
melintasi persawahan dan melapor ke pos yg
sudah ditentukan dan dijagai oleh para penguji dan senior. Saya coba untuk
melintasi persawahan itu yang sebelumnya saya tidak pernah tau ada apa didalam
persawahan tersebut, keadaan masih aman walau penerangan hanya dari lilin
ditangan yang sewaktu-waktu bisa padam karna angin tengah malam, melintasi
sungai yang sangat dingin setelah saya berjalan naik melintasi sawah dan
menoleh sebelah kanan saya sangat terkejut hingga kaki bergetar lemas karna
munculnya 10 mahluk buatan yg berdiri dibelakang pepohonan dan ternyata itu pocong-pocongan. Walaupun saya
tau itu hanyalah pocong-pocongan tapi itu membuat saya Shock dan gemetaran. Dengan
badan yang masih bergetar saya mecoba lari secepat-cepatnya untuk melanjutkan
tantangan terakhir berjalan sendirian di
kegelapan bermodalkan sebatang lilin. Tantangan selanjutnyaaaa kembali ditutup
mata lagi dan diminta untuk jongkok dan yang terakhir saya liat itu saya berada
dipinggir kolam ikan ditengah persawahan, kali ini bukan saya saja namun ada banyak peserta lain
yang diminta jongkok karena saya mendengar teriakan-teriakan peserta lain dari
sekeliling saya, dan ternyata sekarang giliran saya yang ditakut-takuti oleh
genderuwo palsu tapi saya sudah tidak kaget lagi dan hanya diam saja, apa karna
tidak takut atau sudah kebingungan oleh ulah si Pocong KW tadi hahahahaha. Pelantikan
yang biasa kita sebut JUrit malam sudah selesai, peserta diperbolehkan pulang
berbarengan peserta lain dan yang pasti tanpa penutup mata lagi. Ini hanya
pelantikan jurit malam, satu dari 2 hal yang perlu diuji jika ingin naik
tingkat ke sabuk selanjutnya yaitu test praktik gerakan-gerakan karate yang telah
diajarkan pelatih selama kurang lebih satu bulan berlatih. Belum sampai ujian
praktik itu datang,saya berfikir untuk menyudahi organisasi saya di karate itu
karena saya berfikiran akan terus ditakut-takuti jika ingin naik ke tingkat
selanjutnya…..
Keluar dari Karate saya
memutuskan untuk mengikuti pramuka yang awalnya sekedar ikut-ikutan sepupu yang
sangat berprestasi di Pramuka, nggak bener juga sih niatnya hehehe dan terbukti
hanya 2minggu dan 3kali pertemuan saya ogah untuk melanjutkannya. Aneh dengan
smapur dan kedisiplinannya yang diusung oleh organisasi tersebut, karna saya
termasuk golongan orang yang santai. Ternyata saya tidak setipe dengan sepupu
yang aktif, disiplin dan berjiwa kepemimpinan yang tinggi, Cendra Ayasovya
mantan ketua OSIS SMPNegeri 16 Bogor dan Atlet lompat jauh. Ketekunannya dia di
Pramuka, kesampaian hingga Jambore Nasional. Titik baliknya anak-anak tunas
kelapa se-Indonesia Raya. Sangatlah saya berbeda dengan sepupu saya yang satu
ini, dia sangat PD, supel dan aktif berorganisasi malah jika tidak
berorganisasi hiduppnya terasa setelah kalau kata dia beda dengan saya yang
bosenan dan berorganisasi juga tidak penting-penting amat hehehe
Lanjut
pengalaman organisasi saya yang buruk di
SMA Pembangunan I Bogor. Sudah hampir 2 tahun saya berseragam putih abu-abu tapi
belum juga mengikuti ekskul, ya saya pilih Pesat Computer Club (PCC) berdua
dengan teman sebangku saya, Shinta Lestari. Sudah 2 bulan saya mengikuti
organisasi tersebut sudah banyak yang diajarkan oleh Bapak ketua PCC
diantaranya Corel Draw, Adobe Photoshop dan sekilas tentang beberapa pada
Microsoft Office, hanya hari selasa kami datang ke lab mengikuti apa materi
yang akan dikerjakan dan dibahas di hari ini. Setelah kurang lebih 2 bulan,
saya sudah bosan dengan organisasi tersebut dan saya memutuskan untuk keluar
dari Pesat Computer Club (PCC). Karena kami sudah dekat dan tidak bersama
disaat datang ke lab, akhirnya Shinta-pun ikut mengundurkan diri dari PCC.
Dari
PCC saya pindah ke PMR, awalnya mengikuti ekskul ini hanya penasaran saja apa
yang dilakukan para remaja ini didalamnya, setelah saya bergabung penasaran
saya terjawab dan merasakan seru-nya menjadi anggota PMR ini, yang diajarkan
seputar kesehatan anak, remaja, dewasa dan lansia dan pertolongan apa saja yang
dilakukan pada korban kecelakaan dari awal tergeletak hingga sampai dirumah
sakit atau tempat pengobatan medis lainnya. Beberapa bulan saya bergabung di
PMR yaitu ekskul yang cukup lama saya singgahi, akhirnya perlombaan PMR
se-Bogor saya ikuti bersama peserta PMR dari SMA Pembangunan I begitu banyak
lomba yang ditawarkan, saya bersama Tim memutuskan untuk mengikuti lomba Pasang
Bongkar Tandu Darurat. Dari seluruh lomba dan seluruh SMA se-Bogor, sekolah
saya hanya membawa pulang Piala Juara Harapan 2, It’s Okee walaupun begitu kami
sangat puas dan sangat menikmati lomba yang disediakan panitia, terutama saya
yang agak sedikit senang untuk diri sendiri karna baru kali pertama saya bisa
bertahan cukup lama di suatu organisasi walupun tidak selama anak-anak yang
sudah serius mengikuti organisasi Pertolongan dari remaja tersebut. Akhirnya sudah saatnya saya keluar dari PMR
untuk memberi kesempatan bagi para adik kelas dan fokus untuk UTS, TRY Out,
Ujian Nasional. Mungkin lain waktu saya bisa berorganisasi lagi dengan dunia
kesehatan, Waalahualam!
Setelah
menjadi mahasiswa, saya yang dulu belum berubah, yang sebenarnya pemalas dan
susah bersosialisasi dengan orang lain, hingga sudah semester 4 saya kuliah,
saya tidak pernah ikut organisasi atau ikut peran berorganisasi setelah
terakhir kali sewaktu SMA itu. Pernah terfikir untuk mengikuti UKM theater
untuk merubah kepedean saya yang sangat krisis ini tapi hingga sekarang belum
terwujud juga mengikuti UKM atau BEM dikampus. Juga pernah terlintas ingin ikut
Snap Photography namun sangat tidak lengkap jika belum mempunyai SLR sendiri
untuk dibawa-bawa jeprat-jepret sana sini.
Sekian
cerita pengalaman organisasi saya yang
buruk hingga pada akhirnya saya mendapatkan kenyamanan berorganisasi di
PMR, maaf ada beberapa cerita yang sudah lupa saya lampirkan disini. Semoga
kedepannya saya lebih mampu berorganisasi dan bersosialisas dengan baik.
Terimaksih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar