Twitter

Kamis, 30 Juni 2016

Ayahku........



Suamiku, Benteng rumah kita

Suamiku, kepergiamu bagaikan mimpi buruk yg merubah hari seninn itu menjadi kelam. Engkau yang telah menndampingiku selama 22 tahun dan telah memberikanku keturunan 1 anak perempuan dan 2 anak laki-laki. Sempat aki berpikir Allah itu tidak adil kepadaku, mengapa saat anak masih angat butuh bimbinganmu, Astagfirullahaladzim aku hanya inngin mengungkapkan perasaan fitrahku tapi bukan bermaksud tidak ikhlas dengan kehendak-Mu.
Kehidupan bersamamu tidaklah selalu tertawa, bahkan tidak jarang air mata mewarnai. Tetapi aku menerima itu semua adaah perjalanan hidup.
Selamat jalan suamiku tersayang, semoga Allah menerima amal dan ibadahmu, mengampuni dosa-dosamu dan semoga kelak Allah mengumpulkan kita di Surga-Nya Allah. Aamiin Yarobbal Alaamiin.
Cinta Pertamamu,

Ruminah.



Bapak sayang, apa kabar? Semoga bapak di negeri abadi sana selalu tersenyum seperti senyum bapak saat meledek lina.
Atas nama cinta aku tulis catatan ini dari sekian banyak cerita tentang ayah. Catatan ini adalah ulasan tentang rindu yg luar biasa dari seorang anak kepada ayahnya.
Ayahku... saat terakhir kita bicara, saat kau meminta maaf dengan aku, Si anak pemberontak ini, sejenak kemudian kau dijemput ajal. Maafkan aku ayah yg tak bisa menahan tangis ini jika rindu ini datang, bukanlah aku ingin memberatkanmu tapi begitu banyak yg hilang dari hidupku setelah ayah pergi.
Ayah, ini tanggal 8 Maret bukan? Hari ini ayah ulang tahun ke-50 tapi pas dengan hari ayah dilahirkan ini adalah 15 hari ayah meninggalkanku, Ibuku dan Kedua Adikku dan tahun 2016 ini juga dimana tahun aku tidak dapat memberikanmu doa panjang umur dihari lahir ayah ini.
Baru sekarang aku sadar aku serindu ini. Rindu pada nasihatmu, ceritamu yg begitu kocak dan koreksian mu jika aku bandel yg membuat aku sangat kesal padamu. Dulu semuanya biasa saja, tak ada yg istimewa tapi sekarang itulah yg membuat rindu ini begitu sesak.
Bapak... semoga Allah senantiasa melimpahkan cinta-Nya melebihi cinta bapak yg mengisi lembar-lembar dihidup lina. Aamiin

Gadis tersayangmu,

Elina Sabad.

Bapak, sebutakanku untuk si ayah super duper tripel Hero ini, Sesungguhnya aku sangat menangisi dirimu
namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang walau tak terucap aku sangat kehilangan. Sebagian semangatku ada dalam dirimu.
Ayah.. aku berjanji akan selalu memberikanmu doa yang telah kau ajarkan padaku, aku akan mencoba tak terhingga untuk amanah terakhirmu. Tolonglah bimbinglah aku meskipun kau ditempat yg abadi. Semoga Allah melapangkan kuburmu ayah dan semoga Allah mengizinkan Aku, Ibu, Teteh, dan Andre berkumpul di tempat yg indah milik Allah. Aamiin.

Your Beloved Sons,

Condro Hari Irawan.







Bapak...
Sebuah kata yang kuat dari seorang laki-laki pembela anak-anaknya. Sampai aku menulis ini, masih tak menyangka rasanya atas kepergianmu. Terkadang aku membayangkan kau kerja dan piket ayah.. hingga pagi tiba, ku anggap kau telah pergi berangkat bekerja seperti pagi hari sebelum beberapa jam ajal menjemputmu.
       Terimakasih ya Allah atas semua rasa syukur kami yang telah dibesarkan dari seorang ayah nan keras juga bertanggung jawab tinggi hingga nafasmu berhenti kau tak ingin meropotkanku, Kakak-kakaku dan juga Ibuku.
       Selamat jalan pejuangku, Allah tidak memperbolehkanmu sakit yang begitu terlarut. Semoga kau ditempatkan ditempat orang pilihan Allah. Aamiin Allahuma Aamiin
Sayangmu “Ndul”,

Andre Hari Irawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar